Rabu, 09 Desember 2009

3 Ciri Kristen Bintang

Kej 25 : 29-33

Untuk mendapatkan 3 ciri ini, kita akan belajar dari pokok keturunan yang dijanjikan itu kepada Abraham. Setelah mendapatkan janji keturunan seperti bintang dan pasir, maka Abraham diberi satu anak yaitu Ishak yang akirnya dari keturunan Ishaklah kita mendapati kegenapan dari janji Allah mengenai keturunan seperti bintang atau keturunan seperti pasir.

Dua anak Ishak yang melanjutkan kegenanpan perjanjian itu. Yaitu Esau dan Yakub. Sebenarnya Esau adalah pewaris dari janji mengenai keturunan seperti Bintang itu, dengan mendapatkan Hak kesulungan, sebuah hak yang seharusnya dipertahankan, karena hak kesulungan itu akan menjanjikan akan bagaimana kelak masa depan dan keturunannya.

Hak kesulungan atau Kristen Bintang => Kej 27:28-29
Warisan no dua atau Kristen rata-rata – Kristen pasir di tepi laut => Kej 27: 39-40.
Apa yang terjadi dengan Esau, kenapa dia begitu bodohnya mau menjual hak kesulungannya. Apa yang menyebabkan sehingga Esau terjebak pada Kristen pasir di tepi laut.
Dan apa yang dimiliki Yakub sehingga akhirnya dia menjadi Bintang bukan Pasir.
Dan dari keturunan Yakublah yang akhirnya Sang Bintang Fajar (Yesus) itu lahir.

3 Ciri Kristen Bintang

1. Ciri pertama Kristen Bintang adalah Tenang dalam menghadapi setiap persoalan hidup. (Kej 25:29-30)
Esau menjadi pemburu yang handal yang suka tinggal di padang. Hari-harinya penuh perjungan dan kekerasan, karena itu logika sekali kalau dia begitu lelah dalam menjalani hari-harinya. Perjuangan yang menghasilkan kelelahan akan membuat seseorang berbuat keputusan yang tidak logis dan suka buru-buru yang penting masalah sekarang selesai. Kelelahan akan membawa sesorang kepada ketidaksabaran dan tidak tahan dalam menjalani beberapa proses untuk keluar dari kelelahan itu. Yang penting bagi seseorang yang lelah: "saya mau mendapatkan ketenangan kelegaan biar sesaat tidak mengapa."

Perhatikan sikapnya pada waktu menghadapi sup kacang merah. Dia sudah tidak sanggup menanti proses pengolahan daging buruannya, yang pasti jauh lebih lezat dari hanya semangkuk kacang merah. Kelelahan yang tiada tara -lah yang menjebak Esau sehingga akhirya Esau dengan tidak mempergunakan akal sehat menjual hak kesulungannya.

Bukan demikian dengan Yakub. Ia seorang yang tenang yang suka tinggal di kemah. Yang karena ketenangannya, Yakub mampu mempergunakan akal sehat dapat berpikir jauh kedepan dan dengan demikian ia mampu bertindak dengan penuh hikmat.

Bagaimana dengan kita. Apakah hari-hari ini kita merasa begitu lelah seperti Esau, kita melakukan banyak hal, kita berjuang dengan banyak pergumulan hidup. Apakah kita juga sedang berada dalam kondisi merasa capek bekerja diladang Tuhan?... Ingat. Jangan seperti Esau. Keluar dari kelelahan dan Jangan mau terjebak pada situasi itu, karena hal itu berpotensi sangat besar untuk mengeluarkan kita dari Kristen Bintang menjadi Kristen pasir. Hadapi hari-hari dengan penuh ucapan syukur, lakukan pelayanan dengan berpikir kita melakukan bukan untuk siapa-siapa kecuali untuk Tuhan karena itu obat yang paling mujarab untuk memulihkan kekutan kita yang hampir habis karena perjuangan hidup ini . Amsal 17:22 berkata; “hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”

Hadapi hari –hari dengan mengikuti prosesnyaTuhan. Jangan seperti Esau yang sudah tidak sabar menunggu proses pengolahan hasil buruannya yang sebenarnya jauh lebih nikmat dari sup kacang merah yang sudah tersedia. Dunia ini selalu menawarkan sup kacang merah kepada kita. Sup kacang merah yang datang dengan wujud serba instan. Mau berhasil- kaya ada caranya… mau ini dan itu…semua ada jalannya tapi melanggar Firman Tuhan. Sehingga manusia lupa akan waktunya Tuhan. Lupa kalau Tuhan punya rancangan waktu bagi setiap orang.

Kristen Bintang Adalah Kristen yang menjalni hari-harinya dengan penuh ketenangan karena dia percaya bahwa Tuhan selalu memiliki proses dalam setiap detik kehidupan ini.
Yesaya 30:15 berkata; “Dalam tingggal tenang dan percaya terdapat kekuatanmu” s
Ilustrasi : Bisa tenang disaat badai

2. Kristen Bintang adalah, Berpikir realistis mengenai kehidupan (Kej 25:32)
Berpikir realistis maksudnya menyadari bahwa hidup ini adalah sebuah perjuangan, pertandingan, ataupun perlombaan yang harus dimenangkan. Hal yang menjebak kebanyakan anak-anak Tuhan adalah berpikir bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara, bahkan kalaupun ia malas-malasan Tuhan pasti berkati. Berhenti dengan pengertian..tenag saja..pasti Tuhan tolong saya. Berpikir bahwa doa dapat menyelesaikan segala perkara, termasuk melakukan perkara di saat dia berpangku tangan. Ini jelas-jelas SALAH BESAR.

Hal kedua yang menyebabkan Esau tergeser dari Bintang menjadi pasir adalah, karena Esau tidak berpikir realistis tentang sebuah kehidupan. Esau tidak pernah berpikir bahwa kehidupan itu adalah sebuah perjuangan. Dalam pikirannya hanyalah setelah hidup, ya mati , tidak lebih dan tidak kurang.

Bagaimana dengan kita ? Bicara tentang perjuangan hidup, perlombaan hidup, setiap pribadi memiliki dua sisi perlombaan atau perjuagan hidup yang harus dimenangkan yaitu perombaan-perjuangan untuk hidup sementara ada di bumi , saat ini dan perjuangan atau perlombaan untuk mendapatkan hidup setelah di bumi. Paulus menyatakan hidup dalam iman adalah sebuah perlombaan (Flp 2:16; Ibr 12:1)

Salomo menyatakan untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik dan memenuhi kebutuhan hidup saat ini kita harus rajin seperti semut dan tidak boleh malas (Ams 6:6; 30:25)
Semua agama, kecuali atheiis mengajarkan bahwa ada 2 kehidupan yang harus dihadapi oleh manusia yaitu kehidupan sekarang dan kehidupan setelah kematian. Untuk memperjuangkan hidup ini di bumi ini, Amsal bilang kita harus pergi belajar kepada semut yang dengan begitu giat , tidak kenal lelah yang begitu bijak mempergunakan segala daya upaya untuk hidup di hari esok. (Amsal 6:6-8) Dan untuk kehidupan yang akan datang kita harus percaya dan mempercayakan diri kepada Yesus. (Yoh 14:6 ‘kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.”)

Masihkah kita dengan penuh semangat, penuh antusias, penuh ambisi namun bukan ambisius, dalam menjalani hari-hari kita. Masihkah ada kegairahan yg luar biasa dari dlm hati kita untuk terus percaya kpd Tuhan apapun yg terjadi. Atau apakah kita memiliki cara pandang mengenai kehidupan sependek Esau, yaitu; hidup ya hidup… mati ya mati… seperti ada istilah “Hidup segan mati tak mau”…

Tidak secara kebetulan hari ini kita bernafas. Kalau hari ini kita masih bernafas itu berarti kita harus melakukan sesuatu untuk hari ini dan untuk hari esok. Menjalani hari-hari sebatas rutinitas, melayani dan mencari Tuhan jika sebatas rutinitas akan sangat melelahkan. Namun menjalani hidup saat ini dan untuk mempertahankan hidup yang akan datang yang penuh perlombaan jika itu dengan penuh semangat dan antusias akan mendorong kita melakukan hal yang terbaik untuk hari ini, yang lebih baik dari hari kemarin. Oleh sebab itu Kristen Bintang adalah seorang Kristen yang terus menerus berjuang tanpa gigih untuk hidup saat ini, terlebih untuk kehidupan yang akan datang.
Ilustrasi: Kesaksian

3. Mempertahankan iman DEMI apapun (Kej 25 :33)
Dengan bersumpah Esau membatalkan hak kesulunganny a, membatalkan Keturuan Bintang yang adalah hak miliknya dan mengutuk dirinya sendiri menjadi Keturunan pasir
Kata sumpah pada ayat ini dalam bahasa aslinya (Ibr; sye vu’a) yang artinya pengutukan atas seseorang yang mengingkari sumpahnya. Jadi saat Esau mengangkat sumpahnya demi semangkuk kacang merah, dia sedang mengutuk dirinya , dia sedang membatalkan perjanjian yang dia terima dari Ishak ayahnya yaitu hak kesulungannya sebagai Bintang di atas dilangit, menjadi pasrir di tepi laut yang kedudukannya jauh lebih rendah dan sangat rendah.

Bagaimana dengan kita. Adakah kita saat ini sedang diperhadapkan pada kondisi pertarungan iman ; mempertaruhkan iman kita dengan sup kacang merah dunia ini. Sup kacang merah yang datang dalam wujud; uang, jabatan, keduduka n, posisi, jenjang karier, pergauluan, teman dekat, keluarga dll. Ingat apa yang ada di dunia ini bersifat sementara. Ada hal yang kekal yang telah ada dalam genggaman kita masing –masing yaitu, iman kepada Yesus yang menjamin baik hidup saat ini dan hidup kekal.

Jangan pernah mengutuk dirimu menjadi Kristen pasir demi semangkuk sup kacang merah itu.
Jangan pernah membatalkan kuasa darah Kristus yang telah memeteraikan kita menjadi milik kepunyaanNya demi semangkuk sup kacang merah itu. Dan jangan pernah menyerah terhadap apapun.

Katakan bahwa asal Yesus ada bersamaku itu sudah cukup. Itu sudah cukup bagiku sebagai kekuatan menghadapai badai topan ganas dalam kehidupan ini. “Asal kujamah saja jubahNya aku akan sembuh” Markus 5:28. Asal Yesus ada disampingku, asal Yesus ada bersama ku, aku akan selamat sekarang dan selamanya.

Kesimpulan :
3 ciri Kristen Bintang
1. Tenang dalam menghadapi setiap persoalan hidup. (Kej 25:29-30)
2. Berpikir realistis mengenai kehidupan (Kej 25:32)
3. Mempertahankan iman DEMI apapun (Kej 25 :33)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar